TUGAS MATA KULIAH : SINTAKSIS BAHASA INDONESIA
NAMA :
DERIK TRI PRASONGKO
NPM :
146210597
kelas : 4 C
DOSEN PEMBIMBING : ERMAWATI S, S.Pd., M.A.
ANALISIS FRASA ENDOSENTRIK DAN FRASA
EKSOSENTRIK DALAM SEBUAH LIRIK LAGU SUCI SEKEPING HATI CIPTAAN SAUJANA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Frasa merupakan salah satu bagian dari kajian
sintaksis. Lebih tepatnya, frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang
bersifat nonpredikatif. Artinya frasa tidak memiliki predikat dalam
strukturnya. Itu yang membedakan frasa dari klausa dan kalimat.
Frasa
tentu banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Entah itu di artikel,koran,
ataupun majalah. Pada makalah ini, penulis akan menganalisis frasa endosentrik,
frasa eksosentris yang ada di dalam lirik lagu ciptaan Saujana, yang berjudul “SUCI SEKEPING HATI”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat
diambil dua rumusan masalah, yakni:
1. Bagaimanakah
yang dimaksud frasa
endosentrik, frasa eksosentris, dengan dan apa saja jenis dari Frase tersebut?
2. Bagaimanakah
analisa frasa
endosentrik, frasa eksosentris yang ada di dalam lirik lagu ciptaan Saujana, yang berjudul “SUCI SEKEPING HATI”
tersebut?
C. Tujuan
1. Menjelaskan
apa yang dimaksud dengan frasa endosentrik, frasa eksosentris, dan menjelaskan
frase tersebut.
2. Dapat
menganalisa frasa
endosentrik, frasa eksosentris, yang ada didalam lirik lagu ciptaan Saujana, yang berjudul “SUCI SEKEPING HATI”
tersebut.
D. Kajian Teori
Frase lazim didefinisikan sebagai satuan
gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif , atau lazim
juga disebut gabungan kata yang mengisi salah Satu fungsi sintaksis di dalam
kalimat (Abdul Chaer, 2003:222). Frasa adalah satu konstruksi ketatabahasaan yang
terdiri atas dua kata atau lebih (Zaenal Arifin dan Junaiyah, 2009:18). Menurut
Drs. I.G.N. Oka dan Dr. suparno (1994) frase merupakan satuan gramatikal yang
terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak terdiri dari subjek dan predikat.
Jadi, ukurannya bukanlah ukuran kuantitatif jumlah kata, melainkan ukuran
nosional subjek dan predikat. Berapapun panjang bentuk itu, atau jumlah kata
yang membentuk bentuk itu, selama jika dipecah tidak menghasilkan subjek dan
predikat, bentuk itu merupakan frase.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Frase Eksosentris
Frasa tipe endosentrik adalah frasa yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya atau dengan semua unsurnya. Frasa yang berdistribusi sama
(hanya) dengan salah satu unsurnya disebut frasa endosentrik atribut, sedangkan
frasa endosentris yang berdistribusi sama dengan semua unsurnya disebut frasa
endosentrik koordinatif dan frasa endosentrik apositif.
Contohnya;
1.
Anak(Inti) cerdas(Atribut)
2.
Tidak(Atribut)
berangkat(Inti)
3.
Sedang(Atribut)
berpidato(Inti)
4.
Dua
buah(Atribut) pesawat(Inti)
5.
Seekor(Atribut)
kuda pacu(Inti)
Ø Frasa endosentrik koordinatif
Frasa
endosentrik koordinatif ialah frasa yang semua unsurnya bisa berdistribusi sama
dengan frasa yang bersangkutan.
Contohnya;
1.
Mobil
dan motor (unsurnya :
mobil, motor)
2.
Kucing
dan anjing (unusrnya :
kucing, anjing)
3.
Baik
hari ini maupun besok (unsurnya : hari
ini, hari esok)
4.
Paijah
serta anaknya (unsuryna :
paijah, anaknya)
Ø Frasa endosentrik apositif
Kalau positif berasal dari bentuk dasar aposisi yang artinya
ungkapan yang menerangkan atau memberikan keterangan tentang ungkapan
sebelumnya. Jadi dalam frasa frasa endosentrik apositif ada unsur yang
diterangkan atau unsur yang diterangkan atau unsur utama (D) dan ada unsur yang
menenrangkan (M). kedua unsur tersebut bisa berdistribusi sama dengan frasa
yang bersangkutan.
Contohnya;
1.
Tukimen, menantunya
datang dari Kebumen (menantunya datang dari Kebumen)
2.
Srikandi, putri pak lurah, cantik sekali (srikandi
cantik sekali)
3.
Rama, suami sinta, mengejar-ngejar Kijang Emas (Rama
mengejar-ngejar Kijang Emas)
B.
Pengertian Frasa Eksosentrik
Frase eksosentrik adalah frase yang komponen
komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya
(Abdul Chaer, 2003:226). Misalnya, frase di pasar, yang terdiri dari komponen
di dan pasar. Secara keseluruhan atau
secara utuh frase ini dapat mengisi fungsi keterangan, misalnya, dalam kalimat
berikut
Dia berdagang di pasar.
Tetapi baik komponen di maupun komponen
pasar tidak dapat menduduki fungsi
keterangan dalam kalimat tersebut jika tidak digunakan secara bersama-sama sebab konstruksinya tidak berterima.
Dia berdagang di.
Dia berdagang pasar.
contoh lain, frase yang baru dalam kalimat yang
akan dicontohkan berikut tidak akan dapat diganti baik dengan yang maupun baru
sebab konstruksinya tidak berterima.
Yang baru bukan punya
saya.
Yang bukan punya
saya. (tidak berterima)
Baru bukan punya
saya. (tidak berterima)
B.
Jenis Frase Eksosentris
Frase eksosentris biasanya dibedakan atas frase
eksosentris yang direktif dan frase eksosentris yang nondirektif.
1.
Frase eksosentris yang direktif komponen
pertamanya berupa preposisi, seperti di, ke, dan dari, dan komponen keduanya
berupa kata atau kelompok kaya yang biasanya berkategori nomina. Karena
komponen pertamanya berupa preposisi, maka frase endosentrik yang direktif ini
lazim juga disebut frase preposisional. Perhatikan contoh berikut.
Di pasar
Dari kayu jati
Demi keamanan
Dengan gergaji besi
Oleh bahaya api
2.
Frase eksosentrik yang nondirektif komponen
pertamanya berupa artikulus, seperti si, dan sang atau kata lain seperti kata
yang , para, dan kaum; sedangkan komponen keduanya berupa kata atau kelompok
kata berkategori nomins, ajektifa, atau verba. Misalnya:
Si miskin
Sang mertua
Yang kepalanya
botak
Para remaja
masjid
Kaum cerdik
pandai
C.
Hasil Analisis frasa
endosentrik, frasa eksosentris
Suci Sekeping Hati Ciptaan : Saujana
Sekeping hati dibawa
berlari
Jauh melalui jalanan sepi
Jalan kebenaran indah terbentang
Di depan matamu para pejuang
Tapi jalan kebenaran
Tak akan selamanya sunyi
Ada ujian yang datang melanda
Ada perangkap menunggu mangsa
Akan kuatkah kaki yang melangkah
Bila disapa duri yang menanti
Akan kaburkah mata yang meratap
Pada debu yang pastikan hinggap
Mengharap senang dalam berjuang
Bagai merindu rembulan di tengah siang
Jalannya tak seindah sentuhan mata
Pangkalnya jauh hujungnya belum tiba
Jauh melalui jalanan sepi
Jalan kebenaran indah terbentang
Di depan matamu para pejuang
Tapi jalan kebenaran
Tak akan selamanya sunyi
Ada ujian yang datang melanda
Ada perangkap menunggu mangsa
Akan kuatkah kaki yang melangkah
Bila disapa duri yang menanti
Akan kaburkah mata yang meratap
Pada debu yang pastikan hinggap
Mengharap senang dalam berjuang
Bagai merindu rembulan di tengah siang
Jalannya tak seindah sentuhan mata
Pangkalnya jauh hujungnya belum tiba
Keterangan :
·
Warna
merah : frasa Endosentrik (D/I) diterangkan atau inti
·
Warna
kuning : frasa Endosentrik (M/A)
menerangkan menerangkan atribut
·
Warna
biru : frasa eksosentrik direktif /
preposisi atau partikel
1.
Sekeping hati dibawa
berlari
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Sekeping
hati(D/I) diterangkan atau inti. Sedangkan, Dibawa
berlari (M/A) menerangkan atau atribut.
2.
Jauh melalui jalanan
sepi
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Jauh
melalui (M/A) menerangkan atau atribut. Sedangkan, jalanan sepi (D/I) diterangkan atau inti.
3.
Jalan kebenaran indah
terbentang
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Jalan
kebenaran (D/I) diterangkan atau inti. Sedangkan, indah terbentang (M/A) menerangkan atau atribut.
4.
Di depan matamu
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Di depan
(M/A) menerangkan atau atribut. Sedangkan, matamu
(D/I) diterangkan atau inti.
5.
Para pejuang
Analisa : termasuk frasa eksosentrik, frasa yang sebagian atau
seluruhnya tidak mempunyai prilaku sintaksis yang sama dengan
komponen-komponennya. Para, pejuang termasuk ke dalam perangkai berupa
preposisi atau partikel.
6.
Tapi jalan
kebenaran
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Tapi (M/A)
menerangkan atau atribut. Sedangkan, jalan kebenaran
(D/I) diterangkan atau inti.
7.
Tak akan selamanya
sunyi
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Tak akan
(M/A) menerangkan atau atribut. Sedangkan, selamanya
sunyi (D/I) diterangkan atau inti.
8.
Ada ujian yang
datang melanda
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Ada ujian
(D/I) diterangkan atau inti. Sedangkan, yang datang
melanda (M/A) menerangkan atau atribut.
9.
Ada perangkap menunggu
mangsa
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Ada
perangkap (D/I) diterangkan atau inti. Sedangkan, menunggu mangsa (M/A) menerangkan atau atribut.
10. Akan kuatkah kaki yang melangkah
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Akan
kuatkah (M/A) menerangkan atau atribut. Sedangkan, kaki yang melangkah (D/I) diterangkan atau inti.
11. Bila disapa duri yang menanti
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Bila
disapa (M/A) menerangkan atau atribut. Sedangkan, duri yang menanti (D/I) diterangkan atau inti.
12. Akan kaburkah mata yang menatap
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Akan
kaburkah (M/A) menerangkan atau atribut. Sedangkan, mata yang menatap (D/I) diterangkan atau inti.
13. Pada debu yang pastikan hinggap
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Pada debu (D/I)
diterangkan atau inti. Sedangkan, yang pastikan
hinggap (M/A) menerangkan atau atribut.
14. Mengharap senang dalam berjuang
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Mengharap
senang (M/A) menerangkan atau atribut. Sedangkan, dalam berjuang (D/I) diterangkan atau inti.
15. Bagai merindu rembulan di tengah siang
Analisa : termasuk frasa eksosentrik, frasa yang sebagian atau
seluruhnya tidak mempunyai prilaku sintaksis yang sama dengan
komponen-komponennya. Bagai merindu rembulan di
tengah siang termasuk ke
dalam perangkai berupa preposisi atau partikel.
16. Jalannya tak seindah sentuhan mata
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Jalannya (D/I) diterangkan atau inti. Sedangkan, tak seindah sentuhan mata (M/A) menerangkan atau
atribut.
17. Pangkalnya jauh
Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Pangkalnya
(D/I) diterangkan atau inti. Sedangkan, jauh
(M/A) menerangkan atau atribut.
18. Ujungnya belum tiba
19. Analisa : termasuk frasa Endosentrik yang berdistribusi sama dengan
salah satu unsurnya/dengan semua unsurnya. Ujungnya
(D/I) diterangkan atau inti. Sedangkan, belum tiba (M/A)
menerangkan atau atribut.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih,
yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa
atau yang tidak melampaui batas subjek atau predikat dengan kata lain
sifatnya tidak predikatif. Pada dasarnya frase dibagi menjadi dua jenis yaitu
frasa endosentris dan frasa eksosentris. Pada analisis ini frasa endosentris yang paling banyak
terdapat di dalam sebuah lirik lagu “suci sekeping hati”.
B.
SARAN
Penggunaan frasa sangat banyak ditemui ketika
kita mengkaji atau membaca sebuah teks bacaan entah berupa majalah, artikel,
opini dan lain-lain. Oleh karena itu untuk memahami sebuah frasa yang ada
didalam teks bacaan tersebut kita harus memahami jenis-jenis frasa. Karena
dengan memahami jenis-jenis frasa kita akan mampu mengkaji sebuah teks bacaan
dengan baik.